Ohhh ya guys, gw mau ngucapin selamat natal buat kalian yang merayakannya...
semoga kedamaian dan kasih natal memberkati.
Sabtu, 25 Desember 2010
Sabtu, 18 Desember 2010
Bertemu Adalah Kesempatan, Mencintai Adalah Pilihan
![]() |
Perasaan cinta, simpatik, tertarik akan datang dalam berbagai kesempatan pada kita. Mungkin Anda tidak mau mengambil kesempatan itu untuk menentukan pilihan. Dalam hati Anda berkata, “Saya belum menemukan pasangan jiwa saya”. Mungkin Anda benar, dan mungkin juga Anda salah. Tetapi Anda tidak bisa tahu, apakah dia memang pasangan jiwa Anda bila tidak pernah menentukan pilihan padanya. Hubungan bisa dimulai dan bisa juga diakhiri. Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang yang diciptakan hanya untuk Anda. Tetapi sekali lagi, Anda boleh memilih untuk percaya atau tidak percaya, bahwa pasangan jiwa memang ada.
Saat Anda bertemu orang yang Anda anggap sebagai pasangan jiwa. Kesempatan telah menghampiri Anda. Dan selanjutnya, jika Anda memutuskan untuk mencintai orang tersebut, bahkan dengan segala kekurangannya, maka itu adalah pilihan. Bersama dengan seseorang walau apapun yang terjadi, bahkan ketika Anda menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya, daripada pasangan Anda, tetapi Anda tetap mencintainya, itulah pilihan. Pilihan yang baik, saya kira. Tetapi sebaliknya juga, saat Anda memutuskan untuk mengakhiri suatu hubungan dengan pasangan Anda, apapun itu alasannya, itu juga pilihan. Dan akan banyak orang yang mengatakan itu pilihan yang buruk. Tetapi baik atau buruk, semua akan tergantung pada kondisi Anda saat menentukan pilihan.
Berbicara tentang pasangan jiwa, ada suatu kutipan yang mungkin sangat tepat : “Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat semuanya berhasil “. Anda mungkin telah bersama dengan pasangan jiwa Anda sekarang ini. Anda telah membuat pilihan yang bagus. Tetapi masih ada pilihan selanjutnya menunggu Anda. Yaitu untuk tetap mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa Anda. Dan itu adalah pilihan yang harus kita lakukan. Pilihan CINTA SEJATI.
Dalam kehidupan, kita diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan tetapi bagaimana cara kita untuk menjalaninya adalah pilihan yang harus kita tentukan. Setiap orang akan mengambil pilihan yang berbeda-beda dan itu semua akan saling melengkapi satu sama lain. Maka dalam hubungan dengan pasangan kita, masing-masing dari kita akan mengambil peran masing-masing untuk saling melengkapi. Saling memberi dan menerima. Bertumbuh bersama dengan dasar cinta sejati yang sudah kita miliki.
Sebuah ungkapan yang bagus untuk direnungkan: “Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai, tetapi untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna”
Sabtu, 11 Desember 2010
Launching Platinum ceramics 2010
Jakarta- Platinum Ceramic Industry kembali meluncurkan produk terbarunya, namun pada peluncuran produk kali ini ada yang sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Acara yang dimulai pada pukul 19.00 WIB bertempat di Ballroom Novotel Mangga Dua Square, Platinum Ceranics Industry memperkenalkan teknology terbaru dari dunia keramik. Teknology yang di adaptasi dari sebuah mesin printer kertas akhirnya bisa diterapkan pada teknology keramik masa kini. Platinum yang pada peluncurannya tahun ini mengusung tema Digistyle mengedepankan teknology DIGITAL PRINTING yang lebih berkesan mewah dan elegan pada setiap motif yang dikeluarkannya. Dalam Urusan Style tampaknya Platinum menjadi Trendsetter dunia keramik di Indonesia. Acara yang dihadiri sekitar 1000 undangan dari berbagai daerah di Jabodetabek, Jawa Barat, dan Sumatra ini mendapatkan sambutan yang cukup hangat dari para tamu undangan yang dibagi dalam beberapa kategori seperti para Distributor Platinum (Agen Penjual), Retailler (toko), Kontraktor, dan End User (Pemakai). Pada Pertengahan acara Platinum menampilkan video tentang sekilas Keramik yang berteknology Digital Printing. Video yang cukup menghibur para tamu undangan ini sengaja ditampilkan pihak Platinum Ceramics Industry untuk mendongkrak penjualan pada malam launching. Oleh Pihaknya diberikan gambaran tentang perbedaan keramik berteknologi Digital Printing dengan teknologi biasa. Platinum juga memberikan hadiah-hadiah berupa LCD TV, Laptop, Blackberry, dan Televisi 14" bagi mereka yang menandatangani kontrak penjualan dengan Platinum Ceramics Industry. Sambutan yang cukup hangat dari para tamu undangan ini memberikan aura positif bagi pihak Platinum Ceramics Industry untuk terus melayani masyarakat indonesia dalam menyediakan kebutuhan keramik yang berkualitas dan tentunya dengan harga yang bersaing. Acara yang selesai pada pukul 21.30 WIB ditutup dengan pemenang undian Grandprice berupa bingkisan menarik dari Platinum Ceramics Industry untuk tamu undangan yang mengisi Quisioner seputar keramik. Platinum berharap kerja sama yang sudah terjalin antara pihak distributor, retailer, dan kontraktor lebih ditingkatkan kembali pada tahun-tahun yang akan datang.
Best Regards,
Best Regards,
Selasa, 07 Desember 2010
Ayam Negeri Dan Ayam Kampung
![]() |
Add caption |
Pada suatu hari, seorang ayah dan seorang anak laki-lakinya yang sudah menjelang dewasa tampak sedang bersama-sama memberi makanan pada ayam-ayam peliharaan mereka. Keluarga ini memang memelihara banyak ayam dari berbagai jenis, yang terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu ayam kampung dan ayam negeri.
Di sela-sela kesibukan itu, tiba-tiba sang ayah bertanya pada anaknya : “Nak, kalau kau harus memilih, yang mana kau lebih suka, jadi ayam negeri atau jadi ayam kampung?” Sang anak tertegun mendengar pertanyaan tersebut. Ia tidak mampu menjawab.
“Apa maksud ayah?” katanya sejurus kemudian.
“Ini hanya sebuah permisalan. Bila kelak engkau menjadi lebih dewasa nanti, ada dua cara hidup yang bisa engkau pilih, yaitu cara hidup seperti ayam negeri, atau sebagai ayam kampung”, jelas ayahnya.
“Ah, aku tahu ! Tentu aku memilih hidup seperti ayam kampung. Ia selalu bebas pergi ke mana saja ia mau..”, jawab sang anak dengan antusias.
Si ayah yang bijaksana ini tersenyum sambil membenarkan. “Selain kebebasan, masih banyak hal-hal lain yang bisa kita ambil dari kehidupan ayam kampung, dibanding dengan kehidupan ayam negeri”, lanjut ayahnya. Lalu ia mulai berbicara panjang lebar untuk menjelaskan falsafah hidup ayam kampung kepada anak kesayangannyatersebut.
Ayam kampung berbeda terhadap ayam negeri dalam banyak hal. Perbedaan pertama yang telah disebut di atas adalah hal kebebasan. Ayam kampung selalu hidup bebas di alam lepas. Pergi ke
sana ke mari mencari makan, bermain, dan bercengkerama. Sementara itu, ayam negeri selalu hidup di kandang yang bagus.
Pada malam hari, ayam kampung tidur seadanya, di mana saja. Tidak perlu di kandang, bahkan acapkali hanya di atas jerami atau pada seutas ranting. Sedangkan ayam negeri siang malam ada di kandang yang nyaman, termasuk waktu tidur. Kandangnya itu, benar-benar dibuat nyaman, bersih karena setiap hari dibersihkan. Kesehatan lingkungannya di jaga, bahkan temperatur ruangan harus selalu diatur dengan nyala lampu agar tetap hangat.
Ayam kampung mencari makan sendiri, berjuang menyibak semak-semak, mengorek sampah, merambah selokan, berpanas dan berhujan menyantap apa saja yang bisa disantapnya. Tidak peduli kotoran dan tidak hirau pelimbahan, demi menyambung hidup yang keras dari hari ke hari.
Ayam negeri di lain pihak, disediakan makanan oleh majikannya dengan makanan khusus. Penuh gizi dan bebas
hama. Jadwal teratur, dan tidak boleh menyentuh makanan sembarangan. Sekali-sekali pada waktu- waktu tertentu, ayam negeri juga diberi suntikan agar lebih sehat dan produktif.
Melihat kenyataan itu, tentu terpikir oleh kita bahwa sudah sepantasnya kalau ayam negeri memiliki kelebihan dalam segala hal dibanding ayam kampung. Tapi apa nyatanya? Ayam negeri sangat sensitif.
Ada keadaan yang sedikit saja menyimpang dari seharusnya, sakitlah ia. Satu sakit, yang lain pun sakit, dan akhirnya semua mati. Sebaliknya,.ayam kampung tidak pernah sakit, tubuhnya sehat dan kuat, berkat gemblengan alam. Itu yang membuatnya tidak pernah sakit. Ia pun berjuang setiap hari di alam terbuka, melawan kekerasan alam untuk mencari nafkahnya. Ayam kampung juga memiliki rasa pengorbanan, tidak ragu untuk menyibak semak, mengorek sampah dan merambah selokan, berpanas dan berhujan sambil membimbing anak- anaknya mencari makan, agar mereka tegar seperti induknya.
Sang ayah yang bijaksana tadi berkata lagi : “Lihat, meski bergelimang berbagai kenyamanan, ayam negeri itu sesungguhnya sudah kehilangan identitas sebagai makhluk yang bebas. Statusnya sudah diubah oleh mahluk lain yang bernama manusia, tidak lagi sebagai mahluk hidup, melainkan sebagai mesin. Mesin yang menghasilkan telur dan daging dalam jumlah besar bagi keperluan manusia..”
Moral apa yang bisa kita serap dari fenomena ayam kampung dan ayam negeri ini?
Manusia bisa berkaca dari cermin kehidupan ayam negeri dan ayam kampung. Dalam bekerja mencari nafkah serta meniti karir, kebanyakan generasi muda menghendaki kehidupan nyaman tidak ubahnya bagai kehidupan ayam negeri. Mendambakan hidup nikmat di mana segala kebutuhannya dipenuhi, jauh dari beratnya perjuangan hidup, jauh dari gemblengan dan tantangan alam, bahkan kalau perlu tidak usah tahu dengan yang namanya cucuran keringat serta beratnya banting tulang.
Sejak selesai sekolah, rata-rata pemuda sudah terpola untuk bias diterima bekerja di sebuah perusahaan besar, menerima gaji besar, mendapat sejumlah jaminan dan fasilitas-fasilitas tertentu, mampu membeli rumah dan mobil sendiri, serta berkantor di salah satu gedung megah dan mewah di kawasan bisnis bergengsi. Sekolah dianggap sebagai sarana yang memberikannya standar pengakuan sebagai tiket untuk mendapatkan semua itu.
Di
sana terselip sebuah pengharapan bahwa, semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, semakin tinggi pula jabatan yang akan ia peroleh dari perusahaan, dan mereka mengira, semakin santai pula pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. Hidup tenang dengan serba berkecukupan bahkan berkelimpahan.
Tak perlu disangsikan lagi bahwa pedoman hidup yang dianut generasi muda ini, sama dan sebangun dengan liku-liku kehidupan ayam negeri. Mereka menginginkan kenyamanan dan berbagai fasilitas yang diberikan oleh majikan, sama seperti ayam negeri menerima kenyamanan dan berbagai fasilitas dari majikannya.
Mereka menginginkan kesehatan dan jadwal hidup yang serba teratur, sama seperti ayam negeri menerima kesemua itu dari majikannya. Mereka memerlukan perhatian penuh tentang kesejahteraan diri dan keluarga, memerlukan tuntunan dan pimpinan untuk memperlancar tugas dan kewajibannya, sama seperti seperti yang diberikan majikan kepada ayam-ayam negeri itu.
Namun mereka tidak menyadari bahwa pada saat yang sama, mereka telah kehilangan kebebasan dirinya, sebagai hak azasi manusia yang paling hakiki. Mereka tidak bisa lagi pergi dan terbang ke
sana ke mari seperti seekor elang di langit lepas. Sama seperti yang dialami oleh ayam negeri. Lebih-lebih lagi, mereka telah kehilangan identitas diri sebagai mahluk hidup, karena status dirinya, disadari atau tidak, telah dirubah menjadi mesin yang sangat produktif demi kepentingan majikannya. Juga sama seperti ayam negeri.
Falsafah hidup seperti ayam negeri, benar-benar merupakan suatu hal yang menyesatkan, terutama bagi kalangan muda. Orang akan terpedaya dengan perasaan nikmat dalam kehidupan yang terkungkung di antara sisi-sisi tembok beton kantor atau rumahnya yang mewah. Padahal di luar, masih teramat banyak orang yang tidak cukup beruntung untuk mendapatkan pekerjaan, hidup susah di rumah-rumah kumuh dan pengap.
Falsafah ayam negeri hanya mengajarkan manusia untuk memuja kenyamanan diri semata. Meski tidak ada yang salah untuk memperoleh kesejahteraan, kesenangan dan kemewahan bagi diri dan keluarga, namun pola hidup demikian cenderung membuat orang menjadi figur yang selfish dan egois, selalu mementingkan diri sendiri. Tidak ada lagi rasa prihatin dan empati kepada sesama. Apalagi keinginan berkorban untuk orang lain.
Sindrom kenikmatan juga akan menyebabkan kaum muda kehilangan semangat dan daya juang, sehingga tidak akan mau lagi ikut memikirkan bagaimana berpartisipasi untuk memajukan negara dan bangsa, mengentaskan kemiskinan rakyat jelata dan berbagai aspek social lainnya yang amat dibutuhkan oleh masyarakat banyak.
Di ujung rangkaian dari berbagai kesenangan yang memabukkan itu, akhirnya akan muncullah masalah yang paling berat, yaitu kenyataan bahwa generasi muda akan menjelma menjadi generasi yang ringkih, getas dan sensitif. Generasi yang mudah patah saat dihadapkan pada situasi krisis, sebagai akibat terlalu dimanjakan oleh kenikmatan. Lagi-lagi sama seperti ayam negeri yang sensitif terhadap berbagai penyakit.
Senin, 06 Desember 2010
Sudikah Memberi Sedekah
Pengen bagi-bagi cerita ne….bagi wa se..cerita ne da mengubah sisi gelap wa menjadi agak terang sedikit….LOL macam betol aja..
Baru pertama kale nulis ne.Maaf ye kalo ada salah2 kata and susunan kalimat yang ancur2an..anggap aja baca Posm***O. XD
Maklum pengen nyumbang dikit buat group tercinta ne…
Ok lgsg saja..
Pada kenal Aristoteles kan..?
Pada suatu siang yg terik Aristoteles sedang berjalan2 di pasar..Memperhatikan orang2 yg sedang sibuk menjajakan dagangannya. Tiba2 saja datang seorang perempuan tua mengemis kepadanya.
PT (Perempuan Tua): “ Tuan,kasihanilah saya..suami saya sedang sakit..sudah tidak kerja 2 bulan..tidak ada yg mencari nafkah..anak2 saya sedang kelaparan di rumah…”
ARISTOTELES : “hmm…malang bener nasib ibu…tapi saya tidak punya banyak bu..saya hanya punya 2 kepeng perak (sambil menyerahkan uang kepada PT )”
PT : “oh…..terima kasih Tuan..anda sangat dermawan..semoga Tuhan membalasa kebaikan anda”
Dan perempuan tua itu pun berlalu…tapi tanpa disangka salah satu murid Aristoteles melihat kejadian tersebut dari jauh, dan bergegas menghampiri gurunya.
Murid : “Guru memberikan uang kepada Perempuan Tua itu?”
Aristoteles : “ya! Dia bilang suaminya sedang sakit dan anak2 nya sedang kelaparan karena tidak ada yang mencari nafkah?”
Murid : “ya ampun guru…Dia itu penipu..dia tidak punya suami…apalagi anak…kerjanya tiap hari selalu mengemis dan menipu orang. Dan Guru sudah di bohongi dia”
Aristoteles : “ oh benarkah? Bagus kalo gitu”
Murid : “hah?apa? bagus guru bilang? Guru sadar gak si…? Guru baru saja di tipu!!!”
Aristoteles : “ya saya sadar..dia tidak punya suami yg mana berarti tidak ada yg sedang sakit…dan dia tidak punya anak yang mana berarti tidak ada yg sedang kelaparan. Lagi Pula saya hanya memberi 2 kepeng perak..yg mana berarti tidak cukup untuk membeli obat untuk suaminya yg sedang sakit dan makanan buat anak2nya yg sedang kelaparan,dan bukankah saya egois jika dengan 2 kepeng itu saya berharap suaminya bener2 sakit? Anak2nya bener2 kelaparan?.Bukankah ini berita bagus muridku?”
Murid: (diam, terpana)
Nah ada yg ngerti gak ne cerita…? XD
Terkadang (selalu?) kita memberi kan sedekah dengan keadaan si pengemis HARUS bener2 sakit….HARUS bener2 kelaparan..Dengan demikian lah maka hati kita rela memberikan sedekah. Dan jika kita tahu kita telah tertipu oleh Sang PENGEMIS maka sumpah serapah berterbangan seketika itu juga. Tapi pernakah kita berpikir seperti Aristoteles? yg lebih merasa bagus telah tertipu..?
Atas dasar 1000rupiah? 2000rupiah? (masukkan jumlah maksimal uang yg bisa anda beri kepada pengemis)? Dan kita secara egoisnya berharap kalo si pengemis bener2 menderita? Bukankah lebih baik kita berharap kita yang di tipu?
Ya mungkin kita menyangkal “saya tidak berharap seperti itu kok”
Tapi rasa tidak Rela karena niatnya berbuat amal malah tertipu..selalu ada. Selalu Hadir.
Atau “saya kan Cuma mau memastikan uang saya itu bener2 sampai pada yg membutuhkan dan bukan pada penipu”
Nah ini sifat alamiah kita..selalu mecari pembenaran atas sesuatu yg gak mungkin bisa benar. Seperti pepatah cina mengatakan.jika itu salah, diulangi seribu kali juga tidak akan benar.Jika kita benar2 punya pemikiran seperti itu…bukankah lebih baik kita menyumbang ke panti asuhan, panti jompo de el el tanpa harus menunggu pengemis “menipu” kita? Its complicated to tell..hope u undestand it..
Dan thanks kepada guru saya Leini Lee, MA yg menceritakan kisah ini kepada saya. Karena seminggu setelah saya dengar cerita ini..saya mengalami kejadian yg hampir sama. Pada awalnya saya mengalami perdebatan di dalam hati.Egois karena berharap si Pengemis/penipu bener2 kehilangan dompet yg berisi jutaan (seperti yg dikatakanya) dan Bodohkah saya memberi sedekah tanpa tau jelas keadaan si pengemis/ penipu tersebut? Dan ketika saya ingat kisah ini seketika itu juga saya merasa bahagia telah ditipu!! Lagian saya Cuma memberi 20rb….compare it to JUTAAN!!
Semoga cerita ini dapat membuat kita lebih rela memberikan sedekah tanpa pamrih.
Be Wise , Be Smart
Selamat Di tipu!!! XD
SalaM MexiaZ
Baru pertama kale nulis ne.Maaf ye kalo ada salah2 kata and susunan kalimat yang ancur2an..anggap aja baca Posm***O. XD
Maklum pengen nyumbang dikit buat group tercinta ne…
Ok lgsg saja..
Pada kenal Aristoteles kan..?
Pada suatu siang yg terik Aristoteles sedang berjalan2 di pasar..Memperhatikan orang2 yg sedang sibuk menjajakan dagangannya. Tiba2 saja datang seorang perempuan tua mengemis kepadanya.
PT (Perempuan Tua): “ Tuan,kasihanilah saya..suami saya sedang sakit..sudah tidak kerja 2 bulan..tidak ada yg mencari nafkah..anak2 saya sedang kelaparan di rumah…”
ARISTOTELES : “hmm…malang bener nasib ibu…tapi saya tidak punya banyak bu..saya hanya punya 2 kepeng perak (sambil menyerahkan uang kepada PT )”
PT : “oh…..terima kasih Tuan..anda sangat dermawan..semoga Tuhan membalasa kebaikan anda”
Dan perempuan tua itu pun berlalu…tapi tanpa disangka salah satu murid Aristoteles melihat kejadian tersebut dari jauh, dan bergegas menghampiri gurunya.
Murid : “Guru memberikan uang kepada Perempuan Tua itu?”
Aristoteles : “ya! Dia bilang suaminya sedang sakit dan anak2 nya sedang kelaparan karena tidak ada yang mencari nafkah?”
Murid : “ya ampun guru…Dia itu penipu..dia tidak punya suami…apalagi anak…kerjanya tiap hari selalu mengemis dan menipu orang. Dan Guru sudah di bohongi dia”
Aristoteles : “ oh benarkah? Bagus kalo gitu”
Murid : “hah?apa? bagus guru bilang? Guru sadar gak si…? Guru baru saja di tipu!!!”
Aristoteles : “ya saya sadar..dia tidak punya suami yg mana berarti tidak ada yg sedang sakit…dan dia tidak punya anak yang mana berarti tidak ada yg sedang kelaparan. Lagi Pula saya hanya memberi 2 kepeng perak..yg mana berarti tidak cukup untuk membeli obat untuk suaminya yg sedang sakit dan makanan buat anak2nya yg sedang kelaparan,dan bukankah saya egois jika dengan 2 kepeng itu saya berharap suaminya bener2 sakit? Anak2nya bener2 kelaparan?.Bukankah ini berita bagus muridku?”
Murid: (diam, terpana)
Nah ada yg ngerti gak ne cerita…? XD
Terkadang (selalu?) kita memberi kan sedekah dengan keadaan si pengemis HARUS bener2 sakit….HARUS bener2 kelaparan..Dengan demikian lah maka hati kita rela memberikan sedekah. Dan jika kita tahu kita telah tertipu oleh Sang PENGEMIS maka sumpah serapah berterbangan seketika itu juga. Tapi pernakah kita berpikir seperti Aristoteles? yg lebih merasa bagus telah tertipu..?
Atas dasar 1000rupiah? 2000rupiah? (masukkan jumlah maksimal uang yg bisa anda beri kepada pengemis)? Dan kita secara egoisnya berharap kalo si pengemis bener2 menderita? Bukankah lebih baik kita berharap kita yang di tipu?
Ya mungkin kita menyangkal “saya tidak berharap seperti itu kok”
Tapi rasa tidak Rela karena niatnya berbuat amal malah tertipu..selalu ada. Selalu Hadir.
Atau “saya kan Cuma mau memastikan uang saya itu bener2 sampai pada yg membutuhkan dan bukan pada penipu”
Nah ini sifat alamiah kita..selalu mecari pembenaran atas sesuatu yg gak mungkin bisa benar. Seperti pepatah cina mengatakan.jika itu salah, diulangi seribu kali juga tidak akan benar.Jika kita benar2 punya pemikiran seperti itu…bukankah lebih baik kita menyumbang ke panti asuhan, panti jompo de el el tanpa harus menunggu pengemis “menipu” kita? Its complicated to tell..hope u undestand it..
Dan thanks kepada guru saya Leini Lee, MA yg menceritakan kisah ini kepada saya. Karena seminggu setelah saya dengar cerita ini..saya mengalami kejadian yg hampir sama. Pada awalnya saya mengalami perdebatan di dalam hati.Egois karena berharap si Pengemis/penipu bener2 kehilangan dompet yg berisi jutaan (seperti yg dikatakanya) dan Bodohkah saya memberi sedekah tanpa tau jelas keadaan si pengemis/ penipu tersebut? Dan ketika saya ingat kisah ini seketika itu juga saya merasa bahagia telah ditipu!! Lagian saya Cuma memberi 20rb….compare it to JUTAAN!!
Semoga cerita ini dapat membuat kita lebih rela memberikan sedekah tanpa pamrih.
Be Wise , Be Smart
Selamat Di tipu!!! XD
SalaM MexiaZ
Minggu, 05 Desember 2010
Nobar Indonesia VS Laos di KFC Cikini
Segernya pagi itu karena jakarta baru di guyur hujan (lagi), seperti biasa si bungsu mengawali aktivitasnya sehari hari dari kerja-kuliah.... tapi di hari sabtu ini, ada yang beda dari aktivitas kerjanya.. Di tempat kerjanya yang tanggal 9 Desember nanti bakalan ada launching produk terbaru perusahaan si bungsu, maka pagi itu kantornya super sibuk mulai dari menyiapkan souvenir buat tamu undangan yang bakal hadir ke acara tersebut juga persiapan dari sarana dan prasarana.. maklum waktunya hampir mepet karena di hari selasa ada libur tanggal 7 nya. jadi waktu persiapan untuk acara launching tinggal 3 hari lagi, sabtu, senin, sama hari rabu. Uhhhh cape memang kalo perusahaan ngadain hajatan, tapi itu juga demi kemajuan perusahaan koq, jadi jangan mengeluh.
Selesai pulang kerja sibungsu iseng iseng buka facebook yang tiap hari setia menemaninya, dan di grup yang bertuliskan PR.41.1C itu si bungsu melihat status yang dibuat salah satu temennya.. isinya mengajak semua anak anak PR untuk Nonton bareng ( NOBAR ) Indonesia vs Laos di KFC Cikini. maka acara pun terlaksana dengan datangnya beberapa teman teman dari jurusan PR dan Advertising plus ibu dosen yang ngajar nya pun ada. jadi menambah asyik suasana nobar tuh.
Alhasil Nobar itu pun tidak mengecewakan dengan menangnya Indonesia 6-0 dengan Laos. Garuda Di Dadaku. Selesai Nobar anak anak PR beralih tempat nongkrong ke Taman Suropati atau yang kita kenal dengan TAMSU, tapi yang ini si bungsu tidak ikut berpartisipasi dikarenakan si bungsu kecapean dari pulang kerja jam 3 sore terus nongkrong sampai jam 9.30 malam dan harus melakukan perjalanan pulang ke daerah tangerang tepatnya di daerah seputaran Serpong. Di tengah perjalanan pulang, langit sepertinya sudah meneteskan air mata tanda ia akan menangis, berarti si bungsu harus memacu kecepatan motornya. Sambil berdoa kepada Tuhan agar sebelum sampai tujuan langit bisa menahan tangisnya, doanya pun terkabul begitu sampai di pelataran parkir rumah, hujan pun mulai turun. Ternyata selalu ada jalan apabila kita mau melakukannya.. Terima kasih Ya Rabb, sehingga si bungsu pun ngga sampai kehujanan.
Selesai pulang kerja sibungsu iseng iseng buka facebook yang tiap hari setia menemaninya, dan di grup yang bertuliskan PR.41.1C itu si bungsu melihat status yang dibuat salah satu temennya.. isinya mengajak semua anak anak PR untuk Nonton bareng ( NOBAR ) Indonesia vs Laos di KFC Cikini. maka acara pun terlaksana dengan datangnya beberapa teman teman dari jurusan PR dan Advertising plus ibu dosen yang ngajar nya pun ada. jadi menambah asyik suasana nobar tuh.
Alhasil Nobar itu pun tidak mengecewakan dengan menangnya Indonesia 6-0 dengan Laos. Garuda Di Dadaku. Selesai Nobar anak anak PR beralih tempat nongkrong ke Taman Suropati atau yang kita kenal dengan TAMSU, tapi yang ini si bungsu tidak ikut berpartisipasi dikarenakan si bungsu kecapean dari pulang kerja jam 3 sore terus nongkrong sampai jam 9.30 malam dan harus melakukan perjalanan pulang ke daerah tangerang tepatnya di daerah seputaran Serpong. Di tengah perjalanan pulang, langit sepertinya sudah meneteskan air mata tanda ia akan menangis, berarti si bungsu harus memacu kecepatan motornya. Sambil berdoa kepada Tuhan agar sebelum sampai tujuan langit bisa menahan tangisnya, doanya pun terkabul begitu sampai di pelataran parkir rumah, hujan pun mulai turun. Ternyata selalu ada jalan apabila kita mau melakukannya.. Terima kasih Ya Rabb, sehingga si bungsu pun ngga sampai kehujanan.
Sabtu, 04 Desember 2010
Kejahatan Pagi
Senangnya punya ponakan yang lucu lucu, tapi kadang mereka bikin kesel juga kalo si bungsu ini lagi asyik asyiknya tidur digangguin, apalagi kalo hari minggu hari pas untuk tidur sampai siang hari tapi apa mau di kata, niat itu tak pernah terlaksana karena ulah bocah bocah yang super rese.
Tapi begitulah kehidupan si bungsu tiap hari. kadang seneng bareng manda dan meisya tapi kadang juga bisa killer sama tuh bocah.
Pagi itu seperti biasa si bungsu akan melaksanakan kewajibannya untuk berlomba lomba dengan para sopir angkot, metromini, dan bajaj untuk satu tujuan yang sama yaitu mencari nafkah lahir, kalo batin nya kayanya si bungsu belum sampai kesana deh. jakarta di guyur hujan yang cukup deras untuk menenggelamkan motor kesayangan sibungsu yang pada akhirnya tuh motor harus masuk ke ruang ICU gawat darurat AHHAS.Karena saking tidak semangatnya pagi itu, sibungsu mengendari motor dengan kecepatan 80 Km/jam, di depan peertigaan mangga dua square, si bungsu melihat ada mobil yang sedang berhenti atau bahasa kerennya lagi ngetem cari penumpang.. dengan berucap basmalah si bungsu menghidupkan lampu sen kanan bermaksud untuk menghindari mobil yang lagi nongkrong tersebut, tapi yang namanya Tuhan masih sayang, alhasil dari belakang sibungsu ngelihat ada motor tipe REVO ABS melaju dengan kecepatan 80 K/jam juga (mungkin sih) motor tersebut hilang kendali karena di depannya ada motor si bungsu yang akan mendahului si mobil yang sedang nongkrong dan........... GUBRAK, motor si bungsu selamat, sedangkan lawannya terkapar dipinggir jalan, ya daripada sibungsu yang jadi sasaran amuk masa, mending langsung kabur aja.... suingggggggggggggggggg kabur... ninggalin lawannya terkapar begitu saja.. dalam hati si bungsu berkata"daripada gw yang celaka mending lu aja bro, karena motor gw masih nyicil... sorry sorry sorry jack..."
Tapi begitulah kehidupan si bungsu tiap hari. kadang seneng bareng manda dan meisya tapi kadang juga bisa killer sama tuh bocah.
Pagi itu seperti biasa si bungsu akan melaksanakan kewajibannya untuk berlomba lomba dengan para sopir angkot, metromini, dan bajaj untuk satu tujuan yang sama yaitu mencari nafkah lahir, kalo batin nya kayanya si bungsu belum sampai kesana deh. jakarta di guyur hujan yang cukup deras untuk menenggelamkan motor kesayangan sibungsu yang pada akhirnya tuh motor harus masuk ke ruang ICU gawat darurat AHHAS.Karena saking tidak semangatnya pagi itu, sibungsu mengendari motor dengan kecepatan 80 Km/jam, di depan peertigaan mangga dua square, si bungsu melihat ada mobil yang sedang berhenti atau bahasa kerennya lagi ngetem cari penumpang.. dengan berucap basmalah si bungsu menghidupkan lampu sen kanan bermaksud untuk menghindari mobil yang lagi nongkrong tersebut, tapi yang namanya Tuhan masih sayang, alhasil dari belakang sibungsu ngelihat ada motor tipe REVO ABS melaju dengan kecepatan 80 K/jam juga (mungkin sih) motor tersebut hilang kendali karena di depannya ada motor si bungsu yang akan mendahului si mobil yang sedang nongkrong dan........... GUBRAK, motor si bungsu selamat, sedangkan lawannya terkapar dipinggir jalan, ya daripada sibungsu yang jadi sasaran amuk masa, mending langsung kabur aja.... suingggggggggggggggggg kabur... ninggalin lawannya terkapar begitu saja.. dalam hati si bungsu berkata"daripada gw yang celaka mending lu aja bro, karena motor gw masih nyicil... sorry sorry sorry jack..."
Jumat, 03 Desember 2010
8 kado yang berharga
Aneka kado ini tidak dijual di toko.
Anda bisa menghadiahkannya setiap saat dan tak perlu membeli!
Meski begitu, delapan (8) macam kado ini adalah hadiah terindah dan
tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.
KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yg tak ternilai
harganya.
Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto
atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat
berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif.
Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting.
Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.
MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang
lebih
suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa
keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan
saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan
perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah
menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan
baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa
menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu
menyela,
mengkritik,
apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda
memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa
diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar
manis baginya.
DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai
untuk
menghukum,mengusir,atau membingungkan orang. Tapi lebih dari
segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
karena
memberinya
"ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar
menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.
KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk
memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita
mengaku
mencintai
seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah
salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas
berbuat semaumu".
Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan
penuh
untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.
KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil
lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho.
Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan
penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di
rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yg
tertata indah, misalnya.
TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap
pikiran, sikap atau tindakan orang yg kita sayangi. Seolah-olah tidak
ada yang
benar
dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba
hadiahkan
tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat,
berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas
segala hal yang dilakukannya demi Anda.Ingat-ingat pula, pernahkah
Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan
juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.
KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai
menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya
sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu?
Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado
"kesediaan
mengalah". Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat
datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa
musti jadi pemicu pertengkaran yg berlarut- larut?
Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan
mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yg sempurna di dunia ini.
SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman,
terlebih yg diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yg
beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram,
bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan syarat
untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita.
Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yg
dikasihi?
Anda bisa menghadiahkannya setiap saat dan tak perlu membeli!
Meski begitu, delapan (8) macam kado ini adalah hadiah terindah dan
tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.
KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yg tak ternilai
harganya.
Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto
atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat
berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif.
Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting.
Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.
MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang
lebih
suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa
keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan
saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan
perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah
menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan
baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa
menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu
menyela,
mengkritik,
apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda
memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa
diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar
manis baginya.
DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai
untuk
menghukum,mengusir,atau membingungkan orang. Tapi lebih dari
segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang
karena
memberinya
"ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar
menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.
KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk
memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita
mengaku
mencintai
seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah
salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas
berbuat semaumu".
Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan
penuh
untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.
KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil
lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho.
Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan
penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di
rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yg
tertata indah, misalnya.
TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap
pikiran, sikap atau tindakan orang yg kita sayangi. Seolah-olah tidak
ada yang
benar
dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba
hadiahkan
tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat,
berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas
segala hal yang dilakukannya demi Anda.Ingat-ingat pula, pernahkah
Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan
juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.
KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai
menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya
sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu?
Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado
"kesediaan
mengalah". Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat
datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa
musti jadi pemicu pertengkaran yg berlarut- larut?
Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan
mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yg sempurna di dunia ini.
SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman,
terlebih yg diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yg
beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram,
bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan syarat
untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita.
Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yg
dikasihi?
Kamis, 02 Desember 2010
Andai Aku Menyadarinya
Pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia selalu mengangap itu sesuatu yang wajar saja. Dia terus bermain, menggangu adik dan kakaknya, membuat masalah bagi orang lain adalah kesukaannya. Ketika ia menyadari kesalahannya dan mau minta maaf,dia selalu berkata, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya." Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.
Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "Aku cintakamu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand,dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya.
Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu nggak pernah
berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.
Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!
Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.
Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.
Jangan tunda kirim inspirasi ini ke sahabat-sahabat anda.... Atau.... masih ada hari esok.......
Ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia anggap itu wajar-wajar aja. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasannya, "Tidak apa-apa, besok kan bisa."
Ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya melakukan segala sesuatu bersama-sama, main, kerjakan PR, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.
Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik. Cewek ini kemudian menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Tentu, dia rindu untuk bertemu teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "Ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." Ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punya teman-teman sekerja selalu mau diajak keluar.Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.
Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras agar dalam membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya.
Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "Aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasannya, "Tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya." Dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan perpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya.
Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan, istrinya ditabrak lari. Ketika kejadian itu terjadi, dia sedang ada rapat. Dia tidak sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "Aku cintakamu", istrinya telah meninggal dunia. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar bahwa anak anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya.Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli dengan orang tua ini, yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.
Saat mulai renta, Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik. Dia menggunakan uang yang semula disimpannya untuk perayaan ulang tahun pernikahan ke 50, 60, dan 70. Semula uang itu akan dipakainya untuk pergi ke Hawaii, New Zealand,dan negara-negara lain bersama istrinya, tapi kini dipakainya untuk membayar biaya tinggal di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya.Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata kepadanya, "Ah, andai saja aku menyadari ini dari dulu...." Kemudian perlahan ia menghembuskan napas terakhir, Dia meninggal dunia dengan airmata dipipinya.
Apa yang saya ingin coba katakan pada anda, waktu itu nggak pernah
berhenti. Anda terus maju dan maju, sebelum benar-benar menyadari, anda ternyata telah maju terlalu jauh.
Jika kamu pernah bertengkar, segera berbaikanlah!
Jika kamu merasa ingin mendengar suara teman kamu, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kamu merasa kamu ingin bilang sama seseorang bahwa kamu sayang dan cinta dia, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kamu terus pikir bahwa kamu lain hari baru akan memberitahu dia, hari ini tidak pernah akan datang.
Jika kamu selalu pikir bahwa besok akan datang, maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kamu baru sadar bahwa waktu telah meninggalkanmu.
Jangan tunda kirim inspirasi ini ke sahabat-sahabat anda.... Atau.... masih ada hari esok.......
Rabu, 01 Desember 2010
Filosopi Pensil
“Setiap orang membuat kesalahan. Itulah
sebabnya, pada setiap pensil ada
penghapusnya ” (Pepatah Jepang)
Kali ini saya ingin menceritakan kepada
Anda sebuah kisah penuh hikmah dari
sebatang pensil. Dikisahkan, sebuah
pensil akan segera dibungkus dan dijual
ke pasar. Oleh pembuatnya, pensil itu
dinasihati mengenai tugas yang akan
diembannya. Maka, beberapa wejangan
pun diberikan kepada si pensil. Inilah
yang dikatakan oleh si pembuat pensil
tersebut kepada pensilnya.
“Wahai pensil, tugasmu yang pertama
dan utama adalah membantu orang
sehingga memudahkan mereka menulis.
Kamu boleh melakukan fungsi apa pun,
tapi tugas utamamu adalah sebagai alat
penulis. Kalau kamu gagal berfungsi
sebagai alat tulis. Macet, rusak, maka
tugas utamamu gagal.”
“Kedua, agar dirimu bisa berfungsi
dengan sempurna, kamu akan mengalami
proses penajaman. Memang meyakitkan,
tapi itulah yang akan membuat dirimu
menjadi berguna dan berfungsi optimal ”.
“Ketiga, yang penting bukanlah yang
ada di luar dirimu. Yang penting, yang
utama dan yang paling berguna adalah
yang ada di dalam dirimu. Itulah yang
membuat dirimu berharga dan berguna
bagi manusia ”.
“Keempat, kamu tidak bisa berfungsi
sendirian. Agar bisa berguna dan
bermanfaat, maka kamu harus
membiarkan dirimu bekerja sama dengan
manusia yang menggunakanmu ” .
“Kelima. Di saat-saat terakhir, apa yang
telah engkau hasilkan itulah yang
menunjukkan seberapa hebatnya dirimu
yang sesungguhnya. Bukanlah pensil
utuh yang dianggap berhasil, melainkan
pensil-pensil
yang telah membantu menghasilkan
karya terbaik, yang berfungsi hingga
potongan terpendek. Itulah yang
sebenarnya paling mencapai tujuanmu
dibuat ”.
Sejak itulah, pensil-pensil itu pun masuk
ke dalam kotaknya, dibungkus, dikemas,
dan dijual ke pasar bagi para manusia
yang membutuhkannya.
Pembaca, pensil-pensil ini pun
mengingatkan kita mengenai tujuan dan
misi kita berada di dunia ini. Saya pun
percaya bahwa bukanlah tanpa sebab
kita berada dan diciptakan ataupun
dilahirkan di dunia ini.
Yang jelas, ada sebuah purpose dalam
diri kita yang perlu untuk digenapi dan
diselesaikan.
Sama seperti pensil itu, begitu pulalah diri
kita yang berada di dunia ini. Apa pun
profesinya, saya yakin kesadaran kita
mengenai tujuan dan panggilan hidup
kita, akan membuat hidup kita menjadi
semakin bermakna.
Hilang arah
Tidak mengherankan jika Victor Frankl
yang memopulerkan Logoterapi, yang dia
sendiri pernah disiksa oleh Nazi,
mengemukakan “tujuan hidup yang
jelas, membuat orang punya harapan
serta tidak mengakhiri
hidupnya ”. Itulah sebabnya, tak
mengherankan jika dikatakan bahwa
salah satu penyebab terbesar dari angka
bunuh diri adalah kehilangan arah
ataupun tujuan hidup. Maka, dari filosofi
pensil di atas kita
belajar mengenai lima hal penting dalam
kehidupan.
Pertama, hidup harus punya tujuan
yang pasti. Apapun kerja, profesi atau
pun peran yang kita mainkan di dunia ini,
kita harus berdaya guna. Jika tidak, maka
sia-sialah tujuan diri kita diciptakan.
Celakanya, kita lahir tanpa sebuah
instruksi ataupun buku manual yang
menjelaskan untuk apakah kita hadir di
dunia ini. Pencarian akan tujuan dan
panggilan kita, menjadi tema penting
selama kita
hidup di dunia.
Yang jelas, kehidupan kita dimaknakan
untuk menjadi berguna dan bermanfaat
serta positif bagi orang-orang di sekitar
kita, minimal untuk orang-orang terdekat.
Jika tidak demikian, maka kita useless.
Tidak ada gunanya. Sama seperti
sebatang pensil yang tidak bisa dipakai
menulis, maka ia tidaklah berguna sama
sekali.
Kedua, akan terjadi proses penajaman
sehingga kita bisa berguna optimal, oleh
karena itulah, sering terjadi kesulitan,
hambatan ataupun tantangan.
Semuanya berguna dan bermanfaat
sehingga kita selalu belajar darinya untuk
menjadi lebih baik. Ingat kembali soal Lee
Iacocca, salah satu eksekutif yang justru
menjadi besar dan terkenal, setelah dia
didepak keluar dari mobil Ford.
Pengalaman itu justru menjadi pemacu
semangat baginya untuk berhasil di
Chrysler.
Ingat pula, Donald Trump yang sempat
diguncang masalah finansial dan nyaris
bangkrut. Namun, kebangkrutannya
itulah yang justru menjadi pelajaran dan
motivasi baginya untuk sukses lebih
langgeng. Kadang penajaman itu ’sakit’.
Namun, itulah yang justru akan
memberikan kesempatan kita
mengeluarkan yang terbaik.
Ketiga, bagian internal diri kitalah yang
akan berperan. Saya sering menyaksikan
banyak artis, ataupun bintang film yang
terkenal, justru yang hebat bukanlah
karena mereka paling cantik ataupun
paling
tampan. Tetapi, kemampuan dalam diri
mereka, filosofi serta semangat
merekalah yang membuat mereka
menjadi luar biasa. Demikian pula pada
diri kita. Pada akhirnya, apa yang ada di
dalam diri kita seperti
karakter, kemampuan, bakat, motivasi,
semangat, pola pikir itulah yang akan
lebih berdampak daripada tampilan luar
diri kita.
Keempat, pensil pun mengajarkan agar
bisa berfungsi sempurna kita harus
belajar bekerja sama dengan orang lain.
Bayangkanlah seorang aktor atau aktris
yang tidak mau diatur sutradaranya.
Bayangkanseorang anak buah yang tidak
mau diatur atasannya. Ataupun seorang
service provider yang tidak mau diatur
oleh pelanggannya. Mereka semua tidak
akan berfungsi sempurna. Agar berhasil,
kadang kita harus belajar dari pensil
untuk ‘tunduk’ dan membiarkan diri kita
berubah menjadi alat yang sempurna
dengan belajar dan mendengar dari
ahlinya. Itulah sebabnya, kemampuan
untuk belajar bekerja sama dengan orang
lain,mendengarkan orang lain, belajar
dari ‘guru’ yang lebih tahu adalah sesuatu
yang membuat kita menjadi lebih baik.
Terakhir, pensil pun mengajarkan kita
meninggalkan warisan yang berharga
melalui karya-karya yang kita tinggalkan.
Tugas kita bukan kembali dalam kondisi
utuh dan sempurna, melainkan
menjadikan diri
kita berarti dan berharga. Itulah filosofi
‘memberi dan melayani’ yang diajarkan
oleh Tuhan kita. Itulah sebabnya Ibu
Teresa dari Calcutta ataupun Albert
Schweitzer yang melayani di Afrika lebih
mengumpamakan diri mereka seperti
sebatang pensil yang dipakai oleh Tuhan.
Yang penting, hingga pada akhir
kehidupan kita ada karya ataupun
hasil berharga yang mampu kita
tinggalkan. Tentu saja tidak perlu
yang heboh dan spektakuler
sebabnya, pada setiap pensil ada
penghapusnya ” (Pepatah Jepang)
Kali ini saya ingin menceritakan kepada
Anda sebuah kisah penuh hikmah dari
sebatang pensil. Dikisahkan, sebuah
pensil akan segera dibungkus dan dijual
ke pasar. Oleh pembuatnya, pensil itu
dinasihati mengenai tugas yang akan
diembannya. Maka, beberapa wejangan
pun diberikan kepada si pensil. Inilah
yang dikatakan oleh si pembuat pensil
tersebut kepada pensilnya.
“Wahai pensil, tugasmu yang pertama
dan utama adalah membantu orang
sehingga memudahkan mereka menulis.
Kamu boleh melakukan fungsi apa pun,
tapi tugas utamamu adalah sebagai alat
penulis. Kalau kamu gagal berfungsi
sebagai alat tulis. Macet, rusak, maka
tugas utamamu gagal.”
“Kedua, agar dirimu bisa berfungsi
dengan sempurna, kamu akan mengalami
proses penajaman. Memang meyakitkan,
tapi itulah yang akan membuat dirimu
menjadi berguna dan berfungsi optimal ”.
“Ketiga, yang penting bukanlah yang
ada di luar dirimu. Yang penting, yang
utama dan yang paling berguna adalah
yang ada di dalam dirimu. Itulah yang
membuat dirimu berharga dan berguna
bagi manusia ”.
“Keempat, kamu tidak bisa berfungsi
sendirian. Agar bisa berguna dan
bermanfaat, maka kamu harus
membiarkan dirimu bekerja sama dengan
manusia yang menggunakanmu ” .
“Kelima. Di saat-saat terakhir, apa yang
telah engkau hasilkan itulah yang
menunjukkan seberapa hebatnya dirimu
yang sesungguhnya. Bukanlah pensil
utuh yang dianggap berhasil, melainkan
pensil-pensil
yang telah membantu menghasilkan
karya terbaik, yang berfungsi hingga
potongan terpendek. Itulah yang
sebenarnya paling mencapai tujuanmu
dibuat ”.
Sejak itulah, pensil-pensil itu pun masuk
ke dalam kotaknya, dibungkus, dikemas,
dan dijual ke pasar bagi para manusia
yang membutuhkannya.
Pembaca, pensil-pensil ini pun
mengingatkan kita mengenai tujuan dan
misi kita berada di dunia ini. Saya pun
percaya bahwa bukanlah tanpa sebab
kita berada dan diciptakan ataupun
dilahirkan di dunia ini.
Yang jelas, ada sebuah purpose dalam
diri kita yang perlu untuk digenapi dan
diselesaikan.
Sama seperti pensil itu, begitu pulalah diri
kita yang berada di dunia ini. Apa pun
profesinya, saya yakin kesadaran kita
mengenai tujuan dan panggilan hidup
kita, akan membuat hidup kita menjadi
semakin bermakna.
Hilang arah
Tidak mengherankan jika Victor Frankl
yang memopulerkan Logoterapi, yang dia
sendiri pernah disiksa oleh Nazi,
mengemukakan “tujuan hidup yang
jelas, membuat orang punya harapan
serta tidak mengakhiri
hidupnya ”. Itulah sebabnya, tak
mengherankan jika dikatakan bahwa
salah satu penyebab terbesar dari angka
bunuh diri adalah kehilangan arah
ataupun tujuan hidup. Maka, dari filosofi
pensil di atas kita
belajar mengenai lima hal penting dalam
kehidupan.
Pertama, hidup harus punya tujuan
yang pasti. Apapun kerja, profesi atau
pun peran yang kita mainkan di dunia ini,
kita harus berdaya guna. Jika tidak, maka
sia-sialah tujuan diri kita diciptakan.
Celakanya, kita lahir tanpa sebuah
instruksi ataupun buku manual yang
menjelaskan untuk apakah kita hadir di
dunia ini. Pencarian akan tujuan dan
panggilan kita, menjadi tema penting
selama kita
hidup di dunia.
Yang jelas, kehidupan kita dimaknakan
untuk menjadi berguna dan bermanfaat
serta positif bagi orang-orang di sekitar
kita, minimal untuk orang-orang terdekat.
Jika tidak demikian, maka kita useless.
Tidak ada gunanya. Sama seperti
sebatang pensil yang tidak bisa dipakai
menulis, maka ia tidaklah berguna sama
sekali.
Kedua, akan terjadi proses penajaman
sehingga kita bisa berguna optimal, oleh
karena itulah, sering terjadi kesulitan,
hambatan ataupun tantangan.
Semuanya berguna dan bermanfaat
sehingga kita selalu belajar darinya untuk
menjadi lebih baik. Ingat kembali soal Lee
Iacocca, salah satu eksekutif yang justru
menjadi besar dan terkenal, setelah dia
didepak keluar dari mobil Ford.
Pengalaman itu justru menjadi pemacu
semangat baginya untuk berhasil di
Chrysler.
Ingat pula, Donald Trump yang sempat
diguncang masalah finansial dan nyaris
bangkrut. Namun, kebangkrutannya
itulah yang justru menjadi pelajaran dan
motivasi baginya untuk sukses lebih
langgeng. Kadang penajaman itu ’sakit’.
Namun, itulah yang justru akan
memberikan kesempatan kita
mengeluarkan yang terbaik.
Ketiga, bagian internal diri kitalah yang
akan berperan. Saya sering menyaksikan
banyak artis, ataupun bintang film yang
terkenal, justru yang hebat bukanlah
karena mereka paling cantik ataupun
paling
tampan. Tetapi, kemampuan dalam diri
mereka, filosofi serta semangat
merekalah yang membuat mereka
menjadi luar biasa. Demikian pula pada
diri kita. Pada akhirnya, apa yang ada di
dalam diri kita seperti
karakter, kemampuan, bakat, motivasi,
semangat, pola pikir itulah yang akan
lebih berdampak daripada tampilan luar
diri kita.
Keempat, pensil pun mengajarkan agar
bisa berfungsi sempurna kita harus
belajar bekerja sama dengan orang lain.
Bayangkanlah seorang aktor atau aktris
yang tidak mau diatur sutradaranya.
Bayangkanseorang anak buah yang tidak
mau diatur atasannya. Ataupun seorang
service provider yang tidak mau diatur
oleh pelanggannya. Mereka semua tidak
akan berfungsi sempurna. Agar berhasil,
kadang kita harus belajar dari pensil
untuk ‘tunduk’ dan membiarkan diri kita
berubah menjadi alat yang sempurna
dengan belajar dan mendengar dari
ahlinya. Itulah sebabnya, kemampuan
untuk belajar bekerja sama dengan orang
lain,mendengarkan orang lain, belajar
dari ‘guru’ yang lebih tahu adalah sesuatu
yang membuat kita menjadi lebih baik.
Terakhir, pensil pun mengajarkan kita
meninggalkan warisan yang berharga
melalui karya-karya yang kita tinggalkan.
Tugas kita bukan kembali dalam kondisi
utuh dan sempurna, melainkan
menjadikan diri
kita berarti dan berharga. Itulah filosofi
‘memberi dan melayani’ yang diajarkan
oleh Tuhan kita. Itulah sebabnya Ibu
Teresa dari Calcutta ataupun Albert
Schweitzer yang melayani di Afrika lebih
mengumpamakan diri mereka seperti
sebatang pensil yang dipakai oleh Tuhan.
Yang penting, hingga pada akhir
kehidupan kita ada karya ataupun
hasil berharga yang mampu kita
tinggalkan. Tentu saja tidak perlu
yang heboh dan spektakuler
Langganan:
Komentar (Atom)